RESIMEN MAHASISWA

Saturday, December 24, 2005

SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI?

Berikut ini saya tampilkan sesuatu yang mungkin cukum menarik yang beredar di milist yonsatu@mahawarman.net. Tulisan tersebut juga beredar di milist-milist yang lain, dan telah dimuat di edisi online majalah Gatra di http://www.gatra.com/2005-12-23/artikel.php?id=90879
Doha-Qatar, 14 Desember 2005
Assalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh,
Kepada Yth:
1. Bapak Menteri Tenaga Kerja RI.
2. Bapak Menteri Sekretaris Kabinet RI.
3. Bapak Menteri Perhubungan RI
4. Bapak Ketua DPR RI
5. Bapak Komisi Tenaga Kerja DPR RI
6. Bapak Juru Bicara Presiden R.I
7. Bapak Duta Besar RI di Qatar
Tembusan:
1. Koran Kompas
2. Koran Tempo
3. Koran Media Indonesia
Pertama-tama kami doakan dari rantau-padang pasir Arab yang keras, tandus ini, semoga bapak-bapak dalam keaadan lindungan dan rahmat Allah SWT, amin.
Bapak-bapak yang terhormat,Berikut ini kami lampirkan satu cerita nyata yang sangat menyedihkan sekaligus menjengkelkan yang dialami oleh seorang teman, saudara kami yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak punya hati nurani, tidak bermoral, alias biadab dari DepartemenTenaga Kerja dan Departmen Perhubungan Republik Indonesia Jakarta.Dan sesuai pertemuan kami dengan Bpk. Duta Besar RI di mesjid Alkhor Doha, Qatar pada bulan Ramadhan yang lalu, bahwa bilamana ada pemerasan-pemerasan macam ini dimana jelas nama oknumnya, jabatannya, tolong diinformasikan kepada beliau karena bapak Sudi Silalahi telah berjanji untuk memecat yang bersangkutan.Karena kejadian ini bukanlah yang pertama dialami oleh rekan-rekan kami, dan banyak sudah pengalaman serupa, tapi baru sekaranglah kami dapat menceritakan secara lengkap termasuk nama, nomor telepon dari oknum-oknum yang terlibat.Berangkat dari kenyataan inilah, agar bapak-bapak dapat mepertimbangkan permohonkan kami sebagai berikut:
1. Mengambil tindakan tegas kepada oknum bersangkutan.
2. Meninjau kembali Peraturan tersebut serta mencabutnya jika diperlukan
3. Menyediakan satu tempat di Bandara Cengkareng/Medan untuk mengurus rekomendasi tersebut.
4. Mengembalikan semua uang yang dipungut secara paksa kepada kawan kami tersebut.
Demikianlah surat ini kami buat dengan harapan mendapat perhatian serius dari bapak-bapak, dan serta tidak lagi terulang kejadian yang sama di masa-masa yang akan datang.
Atas Nama,Tenaga Kerja Indonesia Sektor MIGAS di Qatar.
Wassalamualaikum W.W.
Pengurusan Rekom Depnaker
Nama Saya : Rustam Andeskun Bin Yurnalis
Passport No : M 763721
Calling Visa No : 032005197658
Saya mendapat pengalaman cukup menyakitkan terhadap perlakuan bangsa saya. Di dalam negeri tidak ada lapangan kerja. Pergi ke luar negeri saya dipersulit dan diperas.Beda apa yang saya tahu di negara Filipina, pemerintah bersama aparat, mereka dibantu habis-habisan oleh negara dianggap sebagai pahlawan Devisa. Saya Malu dan Menyesal Jadi Warga Negara RI?
Kronologisnya sbb :
Saya dapat calling visa tgl 09 November 2005 di kirim oleh majikan ke Padang Berangkat ke JKT naik Bus dan mengurus konfirmasi keberangkatan tgl 16 November 05 di Gulf Air. untuk berangkat 30 November 2005. Dengan modal calling visa dan PTA (paid advance ticket) Gulf Air memberikan tiket dan confirm keberangkatan kepada saya.
Tgl 18 November 05 saya ke Bandara Sukarno Hatta jam 11 malam dengan membawa : calling visa, ticket, kartu Depnaker Padang. Bagian ticketing tidak mau mengeluarkan boarding pass dan meminta saya untuk menghadap ke Depnaker Bandara lantai-II. Sebelumnya saya dipanggil oleh Satpam Bandara dan Polisi, meminta dan melihat passport saya, dia menanyakan apakah anda teroris ke luar negeri? Saya jawab "tidak", dia lanjut tanya kenapa ke luar negeri, saya jawab hidup susah di negeri sendiri. Anda harus memiliki surat bebas teroris. Saya taya dimana mengurusnya, urus didaerah masing-masing Pada waktu jumpa saya dengan petugas Depnaker Bandara saya dinyatakan tidak bisa berangkat dan diminta menghadap ke Depnaker Ciracas Jakarta esok Tgl 19 November2005 saya pergi dan menghadap Depnaker Ciracas, nama petugas Turiman (bgn registrasi). Membeli materai Rp 6000, isi formulir (surat pernyataan penduduk luar negeri / urus perjanjian kerja sendiri) dan menyerahkan kembali kebapak ke Turiman. Oleh pak Turiman saya diminta mengahadap Bapak Hariyanto NIP: 160047115 (an. Kasubdit Penyediaan Penempatan Dan Kerjasama Kawasan II, Kasi Penempatan Dan Kerja Sama). Sebelum menghadap, Satpam marah-marah dan mencegat saya tidak dibolehkan menghadap Pak Hariyanto. Namun saya berusaha masuk dan dan dapat menemui Bapak Hariyanto pada saat Satpam lengah sibuk melayani calo-calo PJTKI karena saya menyaksikan calo tsb memberikan uang Rp 50.000 kepada Satpam tsb.
Pada pertemuan bapak Hariyanto beliau minta surat agreement kerja dan calling visa dan kartu Depnaker dari Padang. Saya serahkankan calling visa saja, selain itu saya tidak punya. Walau saya telah mencoba memohon agar Rekom Depnaker diberikan . Tapi Pak Hariyanto tidak meberikan surat Rekom tsb. Saya diusir keluar untuk mengurus kontrak kerja dengan majikan di Qatar dan meminta kartu kuning/suratpencari kerja Depnaker dari Padang. Di luar di ruang informasi saya dipanggil Satpam (Sugianto, telpon 081585248501) bersama para calo-calo sekitar 6 orang, salah satu namanya Irwan, no telpon : 08176712652. Katanya, kalau mau selesai Rekom bayar Rp 3.000.000 tanpa persyaratan surat Rekom Depnaker bisa keluar. Karena saya tidak punya uang, saya tidak mampu membayar.
Saya kembali lagi ke Padang naik bus selama 4 hari (PP) dan kembali ke JKT Tgl 23 November 2005, di Padang saya berhutang sama tetangga Rp 1.500.000. Kemudian menghadap lagi ke bapak Turiman Depnaker Ciracas dengan membawa agreement contrak yang baru saja di fax dari Qatar dan kartu Depnaker Padang, membeli lagi materai Rp 6000 dan mengisi lagi formulir. Oleh pak Turiman saya disuruh menghadap bapak Hariyanto lagi.Saya serahkan surat yang diminta sebelumnya, namun Rekom Depnaker juga tidak diberikan, diminta lagi agar kontrak kerja di legalisir oleh KBRI di Qatar, juga surat kontrak asli yang telah dilegalisir oleh KBRI Qatar. Biaya saya telah habis, sedang Rekom belum juga keluar. Saya telah benar-banar kesal keinginan membunuh dalam hati muncul sambil keluar terus air mata kekesalan saya, dan Satpam (pakai topi haji) mencemooh saya dan berkata serahkan saja Rp 2.000.000 kedia urusan bisa selesai, aman dan lancar. Sedang saya tidak punya biaya sebesar yang diminta.Tgl 26 November 2005 saya kembali lagi ke Padang untuk mencari uang dan sambil menghilangkan rasa kesal, sedih, sakit hari, marah. Di Padang saya jual emas orang tua (paun rupiah emas) laku Rp 2.550.000. Kembali lagi ke JKT kali yang ke III, menghadap lagi Pak Hariyanto dengan membawa surat copy kontrak kerja yang disahkan oleh Labor Dept Qatar, kartu Depnaker Padang, calling visa. Oleh Pak Hariyanto juga tidak mau mengeluarkan Rekom Depnaker. Lantas saya keluar, nampak sama pak Turiman saya dipanggil dan saya disuruh menghadap kantor Depnaker Pusat Jalan Gatot Subroto lantai 6 menghubungi Bapak Triadi. Saya ke sana ketemu degan Bapak Triadi, saya serahkan semua surat yang saya miliki. Jam 3.05 sore tgl 26 November 2005. Saya disuruh mnghadap kembali pak Triadi besok. Pagi tgl 27 November 05, pak Triadi tidak ditempat. Saya menunggu diruang tunggu selama 5 jam mulai 8.00 s/d 12 siang. Jam 12 pak Traidi datang disuruh saya photo copy seluruh surat-surat. Saya serahkan copy, saya disuruh pulang dan diminta datang lagi besok pagi.Tgl 28 pagi jam 11 saya tiba dikantor Depnaker pusat Jalan Gatot Subroto menghadap lagi Bapak Triadi. Saya disuruh menunggu karena surat-surat banyak s/d jam 4.00 sore. Saya disuruh pulang dan datang lagi besok tgl 29 November 05. Tgl 29 datang lagi jam 9.00 pagi, disuruh membayar / stor bank BRI Jln. Ampang sebesar 15 USD. Naik ojeck ke jln Ampang, dan bayar 15 USD. Jam 11.00 selesai pembayaran. Kembali lagi ke bapak Triadi lantai 6, serahkan surat bukti pembayaran BRI 15 USD. Saya disuruh pulang karana atasannya yang menanda tangani surat syarat-syarat Rekom sedang rapat.Tgl 30 November 05 kembali ke Depnaker Gatot Subroto, tiba 10.00 pagi, jam 1.00 siang baru diberikan berkas surat (dalam amplop tertutup, tidak tahu apa isinya) disuruh bawa ke Depnaker Ciracas untuk mendapatkan Rekom tsb. Di kantor Depnaker Gatot Subroto sangat terkesan saya petugas acuh tak acuh dan tidak mau melayani urusan perorangan, kecuali PJTKI atau calo-calo.
Tgl 01 Desember 2005 saya kembali Depnaker Ciracas menghapap bapak Turiman, isi lagi formulir dan beli lagi materai Rp 6000 dan membayar Jamsostek 40 USD dan menyerahkan amplop tertutup ke Pak Turiman. Surat formulir baru diserahkan kepada Pak Hariyanto dan menunggu s.d jam 6.00 sore. Pada jam 6.00 sore ini baru saya diberikan surat Rekom yang sebenarnya setelah urusan 12 hari pengurusan.
Tgl 12 Desember 2005 berangkat ke Bandara Sukarno Hatta dengan mambawa ticket, passport dan rekom Depanker. Dibandara surat REKOM Depnaker sama sekali tidak ditanyakan sampai saya saya tiba di Qatar.
Bagaimana tanggapan anda atas kejadian ini? silakahkan memberikan komentar di bawah ini

79 Comments:

Post a Comment

<< Home